Orang yang sangat kusayangi di dunia ini, karena darah yang mengalir kuat sehingga menjadikanku ada. Bukan sekedar sayang, tapi ada sesuatu luar biasa dibalik itu. Sesuatu yang telah dia berikan tanpa ada harap akan kembali. Cinta itu luar biasa, tiada yang bisa mengalahkannya. Siapa lagi kalu bukan dua orang yang saling mencintai, memberikan ketulusan cinta hingga aku ada disini.
Abah & Ibuku, tak tau rasa bakti seperti apa yang bisa kuberikan untukmu. Merawat & menemani rentamu dengan penuh cinta tanpa melukai hatimu. Walau kusadari bahwa manusia akan terus tumbuh dan akan menjadi tua, aku pun juga akan menjadi sepertimu. Menemukan orang asing yang juga wajib kusayangi, kupatuhi dan nanti ada anak-anakku yang juga menuntut sayang atas kewajibanku sebagai orangtua sepertimu. Selain itu aku juga aku menemukan orangtua baru dari suami yang juga harus keperlakukan sama sepertimu.
Abah & ibuku, ya itu adalah kewajibanku untuk ta'at padamu setelah keta'atanku pada Tuhan dan suamiku. Maka, aku begitu takut dan aku sangat menyadari itu, mengapa kalian pun sangat berat melepaskan serta mengizinkan saat orang lain yang sama sekali sebelumnya tak memiliki hubungan apapun denganku. Dia akan membawaku pergi dalam hidupnya, lepas darimu. Apabila tidak tepat dalam memilih, akan menjadi terpenjara oleh orang asing yang halal setelah aqad. Jadi, harapku mungkin memang juga harapmu hanya : agar orang yang nanti akan kuberikan cinta, sayang & ta'atku adalah orang juga mampu memahami berbagi sayang dengan orang-orang yang juga wajib kita sayangi.
Abah & ibuku, aku tak pernah tahu dan bukan mendahului apa kehendak Tuhan. Namun juga hati ini masih kelu untuk membayangkan, apabila salah satu dari engkau lebih dahulu dipanggil oleh Tuhan. Kau akan merasa kesepian, satu sayapmu akan hilang. Itu menjadi tugasku & suamiku kelak bagaimana agar engkau tidak pernah merasa sendiri. Aku anakmu!
Saat kalian selalu berdo'a dalam lubuk hatimu, walau pun tidak pernah tersampaikan. Tapi aku mencoba mengerti guratan-guratan tatapan ditiap uraian kata yang keluar. Sebenarnya kalian tidak berharap aku terlalu jauh dibawa pergi oleh suamiku, hingga sulit bertemu denganmu. Karena aku satu-satunya anak gadismu. Subhanallah! kasih yang luar biasa itu tak kuasa kubayangkan bagaimana aku bisa memberi yang seperti itu pula padamu.
Itupun yang harus kupikirkan juga pada suamiku kelak tentang orangtuanya dan yang pasti juga menjadi orangtuaku. Berbagi cinta dengan segala ketulusan dan kesederhanaannya. Aku ingin memberikan ketulusan kasih untukmu tanpa harus membuat cemburu semua yang wajib ku beri ketulusan kasihku.
Aku membayangkan, jika aku sudah menikah dan punya anak kelak. Apa yang akan kurasakan??? apalagi saat aku atau suamiku telah berpulang lebih dahulu. Salah satu dari kami hanya menunggu menghabiskan waktu dalam sendu,
Saat aku masih disini, sebagai anak gadis sulung dari keluarga sederhana dengan beragam kesederhanaan. Hanya mampu berdo'a dan ikhtiar agar sahabat sejatiku kelak nanti mampu menjadi partner untuk membagi cinta kasih dengan tulus kepada semua yang wajib kita bagi. (Amien)
terinspirasi dari catatan seorang teman : http://www.facebook.com/notes/ary-nurrohman/sebuah-telaga/10150220673186573?ref=notif¬if_t=note_reply
Lembayung Jingga di Metropolitan,
Dhans Tsaqof
0 Komentar