Manusia hidup karena memiliki mimpi dan harapan. Itulah yang membuat manusia akan bergerak mencapainya. Bergerak, berpindah, berubah pun bisa saja terjadi. Mencoba mengenali diri. Apa yang kita pikirkan tak pernah sama dengan yang orang pikirkan, begitupun dengan apa yang orang lain pikirkan yang seringkali tanpa perlu konfirmasi.
Cita-cita adalalah sebuah harapan yang tak mungkin pula tanpa mengalami perubahan dari masa ke masa. Karena hidup tidak statis. Bertemu dengan orang-orang baru, pengalaman baru, tempat baru akan membawa kita pada gambaran baru tentang kehidupan masa datang. Aku pun begitu, tak terasa telah panjang waktu yang ku lalui sejak mampu mengingat kisah hidupku. Aku pun sedikit membuka catatan kucel yang mampu merekam kisah masa lalu hingga ku tahu ternyata aku punya daftar cerita yang begitu panjang. Inilah sebuah proses daftar cita-citaku dari masa ke masa :
- Penyanyi, kata ibuku sejak baru bisa ngomong aku suka menyanyi walau tak pernah tahu lagu apa yang ku nyanyikan. Saat masih duduk di Taman Kanak-kanak aku hobi sekali karaoke di teras rumah, hampir tiap hari aku mengundang tetangga rumah untuk nonton konserku miniku hihi... eits, tapi kalo disuruh nyanyi beneran di atas panggung mindernya minta ampyuuun haha...
- Model dan Aktris. Gara-gara abah punya kamera dan suka sekali memotret diriku yang dulu katanya manis dan imut ^_^, jadilah aku korbannya, tarra! rada narsis haha... mulai agak gede suka baca berita, puisi hingga maen teater... kayaknya kebawa sampai sekarang deh... few!
- Dokter Anak. Aku suka anak kecil, dulu waktu TK suka ngumpulin kertas resep dokter dan memulung obat-obatan kadaluwarsa di kotak ajaib yang kusembunyikan di bawah tempat tidur. Ntar diminumin ke ayam dan kucingku. Alhamdulillah gak mati hihi.... Malpraktek grgrgr!
- Preman! Syereem juga, tuh waktu kelas 3 SD. gak tau tiba-tiba pengen jadi preman yang naek motor gede, gayanya ghotic dan angker (mungkin kalau sekarang ala EMO). Dulu aksesorisku lengkap lho mulai dari rantai, head-band, dll. Neh, efek anak-anak kebanyakan nonton TV yang kurang mendidik ini -_-
- Pengen punya kebun binatang. Masa ini terjadi di kelas 4 SD. nah hobi ini benar-benar menguras uangku, tiap hari minggu maen ke pasar hewan beli burung, beli anak ayam warna-warni, kelinci, ikan, dll... sampe-sampe rumahku seperti kebun binatang. gak tahu satu per satu mati dan ada yang kabur... Belum lagi abahku juga punya banyak hewan peliharaan seperti : sapi, kambing, ayam, bebek, merpati dan burung hias.
- Arsitekt dan Desainer Interior. Soalnya aku suka menggambar ruang dan efek 3D sejak SD, korbannya ya kamarku. Ku cat suka-suka, di make-over sesuai mood. Akhirnya ibu yang suka marah-marah, karena suka bikin kacau. Kerja keras sampe tengah malam, sampe-sampe pernah terkena insomsia kebanyakan mikir rumah idamanku hingga ku merasa lelah.
- Pengusaha dan designer fashion, sejak bisa menggambar hobiku menggambar kartun serta model-model baju, membuat sesuatu yang unik, lalu jualan... apa itu buatanku sendiri atau barang yang ku kira menarik. Lha kebawa terus sampe sekarang hoho…
- Pesilat, petarung yang siap jadi pahlawan pembela kebenaran dan berprestasi. Kebetulan sejak SD aku ikutan salah satu perguruan beladiri dan asyiiik.. pernah ikut beberapa kejuaran, sempat menang horre…!!!
- Psikolog. Lha ini dia, awalnya lihat realitas penanganan kesehatan khususnya mental dan kejiwaan serta upaya pembentukan karakter yang masih rendah sekali. Aku ingin berbagi mengajak semua orang untuk mengenal dan menguasai dirinya, mengoptimalkan potensi, serta tidak mudah memvonis salah benar atas sebuah fenomena… hmm, begitu ya… ^_^
Ternyata hanya tidak sampai seperempat abad banyak juga cita-citaku. Kurasa semua manusia dalam perjalanan hidupnya juga memiliki banyak cita-cita yang tidak terlepas dari beragam latar-belakang, seperti :
- Informasi yang diterima dari luar, sehingga membentuk suatu kode-kode kognitif yang menjadi suatu paradigma(1) terhadap objek tertentu. Maka, disana akan menimbulkan proses identifikasi(2). Words don’t mean; people mean (Rakhmat, 2008). Menurut Gadner, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah keadaan dalam individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu, sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran (Rahmaningtiyas, 2011). Sebagai contoh karena terlalu banyak informasi yang di dapat jadi proses pemaknaan “aku menjadi” pun berjalan begitu aktif.
- Minat dan bakat bawaan, biasanya ini terkait dengan jenis kecerdasan seorang individu yang berbeda-beda. So, naluri kemanusiaan sebenarnya bisa menentukan lho... jadi gak perlu dipaksa-paksa mau jadi apa oleh siapapun. Menurut Dr. Howard Gardner, cerdas adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan. Dalam teori multiple intelligence Gardner, ada 8 macam kecerdasan manusia (plus satu ya… consensus kita disini.. hehe… nawar.com) yaitu :
- Kecerdasan Logik Matematik, kecerdasan yang terkait dengan angka dan hitung-menghitung serta nalar, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Sebagaimana yang dimiliki Al-Khawarizmi, Albert Einstein dan Thomas Alva Edison.
- Kecerdasan Kinestetik, kemampuan menggunakan tubuh dan aktivitas fisik untuk menyampaikan ide, pemikiran dan perasaan. Lebih mudah mengingat sesuatu denga melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar. Meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Contoh : Bejo Sugiantoro, Muhammad Ali, Ade Rai, dll.
- Kecerdasan Naturalis, kecerdasan yang terkait dengan alam dan mempunyai perhatian lebih kepada lingkungan hidup. Memiliki kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Contoh : Harun Yahya, Al-Dinawari.
- Kecerdasan Lingustik, kecerdasan yang terkait dengan bahasa dan cerita, mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, lisan maupun tulisan secara efektif. Mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan, serta kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi. Contoh : Andrea Hirata, WS. Rendra, Winston Churchill.
- Kecerdasan Visual Spasial, kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual (gambar) dan spasial (ruang atau tempat) secara akurat (cermat). Kecerdasan yang terkait dengan gambaran suatu ruang, mudah menggambarkan ruangan dalam sudut pandang yang berbeda-beda dan menyukai seni rupa. Contoh : Affandi, Pablo Picasso.
- Kecerdasan Music, kecerdasan yang terkait dengan nada, irama, dan bunyi-bunyian, mudah memainkan alat music dan pandai bernyanyi. Contoh : Beethoven.
- Kecerdasan Intrapersonal, kecerdasan yang terkait dengan sensitifitas diri sendiri, senang menikmati kesendirian dan menghasilkan sesuatu yang lebih hebat bila sesuatu dikerjakan sendiri. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menghargai nilai, etika, dan displin diri. Contoh : Sigmund Freud.
- Kecerdasan Interpersonal, kecerdasan yang terkait dengan sosialisasi, pandai berkomunikasi bahkan memanipulasi. Mampu mengamati, memahami, dan memotivasi orang lain. Contoh : Ayatullah Khomeini, Mario Teguh.
- Kecerdasan Spiritual, kecerdasan yang terkait dengan akhlak, moral dan perilaku serta pamahaman keagamaan. Contoh : Syafi’i Ma’arif, Nur Cholis Majid, Imam Syafi’I, dll.
- Kesempatan, ruang dan waktu ternyata menjadi fasilitas luar biasa dalam proses belajar sosial. Dalam teori belajar Pavlovian (Metode Stimulus-Respon), ternyata stimulus-stimulus yang diberikan berulang kali bisa diasosikan sebagai sesuatu (sitem instruksi) yang dibentuk oleh stimulus itu untuk melakukan sesuatu. Sementara dalam teori belajar Skinner (Metode Trial and Error), ternyata manusia lebih cenderung memilih sesuatu yang nyaman serta tidak menyakitkan. Kesempatan, ruang dan waktu mampu menjadi reinforcement (penguat) individu untuk melakukan sesuatu. Contohnya tadi aku tiba-tiba ingin jadi preman karena lingkungan pergaulan mayoritas cowok dan suka nonton tayangan televisi yang kurang mendidik.
- Kesadaran. Lha, kalo ini biasanya manusia yang sudah mampu memahami nilai, baik-buruk, norma, etika, dll. Mereka sudah memahami siapa diri, hakekat hidup & untuk apa hidup. Dalam kesadaran ini, mereka mampu membaca realitas dan mencoba berada menjadi bagian yang memberi manfaat bagi realitas tersebut. Kalo kata om Abraham Maslow hihi..., sudah masuk ruang Aktualisasi diri... ^_^
So, bagaimana denganmu? Yuk, rangkai cita-cita kita... karena gak ada sesuatu yang terputus, hidup kita adalah rangkaian gerbong kereta yang terasosiasikan menuju suatu stasiun akhir yang kita impikan (itu kata Mbah Sigmund Freud hoho...). Tak ada yang kebetulan.
[1] Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.
0 Komentar